Oleh: DR. Abdul Ghoni,M.Hum.
Kadangkala kita merasa waktu kita
berkurang karena tilawah al-Qur’an. Kesempatan kita hilang karena tilawah
al-Qur’an. Peluang banyak yang pergi karena kita tilawah al-Qur’an. Padahal
kalau kita hendak cermati sedikit, apakah benar pekerjaan kita selesai karena
waktu yang kita miliki?
Apakah benar waktu yang kita miliki yang menuntaskan
pekerjaan yang kita lakukan?
Sementara dalam perjalanan keseharian
kita, kadangkala kita punya waktu yang panjang ternyata pekerjaan yang
sederhana saja tidak selesai. Sebaliknya kadang kita punya waktu yang sempit,
tetapi ternyata kita bisa melakukan pekerjaan yang besar. Realitas ini
mengingatkan kita bukan waktu semata yang membuat kita mampu melaksanakan satu
pekerjaan. Ada faktor yang lebih penting lagi, yaitu bimbingan dan panduan dari
Allah SWT yang menjadikan waktu kita menjadi produktif dan bernilai. Ketika
Allah membimbing urusan kita, maka begitu mudah rencana kita dapat
direalisasikan. Ketika Allah meninggalkan urusan kita, hal yang sederhana yang
sudah di depan mata menjadi sangat sulit dan rumit.
Pada satu kesempatan Sahabat Ali ibn
Abi Thalib mengajarkan kita satu doa; “Ya Allah, jangan Kau biarkan kami
mengurus urusan kami sendiri (tanpa pertolongan-Mu) walaupun hanya sesaat”. Doa
ini mengisyaratkan betapa kita membutuhkan bimbingan dan panduan Allah dalam
setiap gerak dan pilihat hidup kita. Pilihan yang keliru dalam hal yang paling
memungkinkan sekalipun bisa menjadi fatal.
Seorang pemain sepakbola yang sudah
berhadapan dengan seorang penjaga gawang, ketika Allah tidak memberikan
bimbingan-Nya, maka kesempatan yang sudah diperoleh dengan perjuangan yang
keras menjadi tidak berharga. Pada saat itu, seorang mega bintang sepakbola
sekalipun akan langsung mendapat kecaman keras dari para pendukungnya. Padahal,
jika saja pilihannya tepat, maka seluruh penonton akan mengelu-elukannya.
Seorang pengusaha, tentu saja harus
selalu berijtihad dalam menentukan langkah-langkah bisnisnya. Sedikit saja
keputusan tanpa bimbingan dari Allah, keuntungan yang seolah bertumpuk akan
datang berbalik menjadi sebuah musibah yang dapat mengkibatkan kebangkrutan
bisnisnya. Alangkah indahnya jika pilihan-pilihan bisnis kita dipandu oleh
Allah swt.
Bagi orangtua, memilihkan lembaga
pendidikan yang paling tepat untuk anaknya, memilihkan jurusan yang tepat pagi
anaknya sedang kuliah, adalah sebuah proses yang tidak sederhana. Kadangkala
pilihan-pilihan itu tidak tepat, sehingga waktu yang dikorbankan, biaya yang
sudah dikeluarkan, menjadi tidak bernilai. Kadangkala seorang anak yang sedang
mengikuti perkuliahan, tiba-tiba meminta perubahan jurusan karena tidak sesuai
dengan keinginannya. Si anak rela melakukan itu, walaupun harus memulai dari
awal lagi.
Bagi pemain sepakbola, bagi para
pengusaha, dan bagi para orangtua, tentu saja urusan-urusan itu menjadi sangat
mudah ketika Allah memberikan bimbingan dan panduan-Nya saat kita menentukan
pilihan. Hal ini mengisyarakatkan betapa kita membutuhkan pertolongan Allah,
dan kadangkala baru tersadarkan ketika sudah berlalu.
Tilawah al-Qur’an adalah bagian dari
interaksi termudah dengan al-Qur’an. Dalam hadits riwayat Imam Ahad,
Rasulullah mengajarkan kita satu doa yang dapat membuat kesulitan-kesulitan
menjadi mudah, kesedihan berubah menjadi kegembiraan, dan kegalauan berganti
menjadi ketenangan. Doa tersebut berbunyi:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ما أصاب مسلما قط هم ولا حزن فقال:
اللهم إني عبدك: ابن عبدك: ابن أمتك: ناصيتي في يدك: ماض فيَّ حكمك: عدل فيَّ
قضاؤك: أسألك بكل اسم هو لك: سميت به نفسك: أو أنزلته في كتابك: أو علَّمته أحدا
من خلقك: أو استأثرت به في علم الغيب عندك أن تجعل القرآن ربيع قلبي: ونور بصري: وجلاء
حزني: وذهاب همي: إلا أذهب الله همه وأبدل له مكان حزنه فرجا.
“Ya Allah jadikan al-Qur’an sebagai
penghias hati-hati kami, penerang penglihatan kami, penghilang segala kesedihan
kami, penghindar segala kegalauan kami!”.
Dari doa tersebut tersirat, betapa
al-Qur’an telah dijadikan sebagai sumber solusi dari duka dan ujian kita.
Dengan demikian, satu kekeliruan jika
kita mengasumsikan bahwa al-Qur’an, dengan tilawahnya, mengurangi waktu yang
kita miliki, menghilangkan kesempatan yang ada di depan mata, dan mengkaburkan
harapan yang sudah dalam genggaman. Justru sebaliknya, al-Qur’an membuat hati
kita menjadi sejuk, mata kita menjadi teduh, serta kesedihan dan kegalauan kita
pergi begitu saja. Tilawah al-Qur’an atas kehendak Allah akan meringankan yang
berat, memudahkan yang sulit, mendekatkan yang jauh, dan begitu banyak manfaat
lain daripada tilawah al-Qur’an. Semoga Allah terus membimbing dan memandu
setiap detik dari perjalanan hidup kita…
No comments:
Post a Comment