Oleh: DR. Abdul Ghoni,M.Hum.
Jika
berkunjung ke stadion Liverpool di Anfield, ada tulisan besar di luar dinding
stadion yang berbunyi; “You will Never Walk Alone” atau yang sering disingkat
dengan YNWA. Tulisan ini sangat berkesan pada diri pemain dan para
pendukungnya. Kalimat yang YNWA juga mampu membuat ikatan emosional yang sangat
tinggi dalam komunitas Liverpulian. Pada diri pemain, mereka merasakan ada
kekuatan besar yang akan mengiringi suka dan duka selama dalam mereka
bertanding. Bagi para pendukung, ungkapan tersebut menunjukkan kesetiaan dan
loyalitas mereka terhadap klub dan para pemain dalam setiap keadaan, baik menag
maupun kalah. Slogan YNWA tersebut juga dilengkapi dengan himne yang sering
dinyanyikan saat Liverpool bertanding di stadion Anfield yang membawa aura
tersendiri bagi pemain untuk memenangkan pertanding demi membahagiakan para
penonton. Di samping itu, banyak kemudian para pemain yang ketika ingin
meninggalkan Liverpool, mereka merasa terharu dan mendapat kesan yang luar
biasa dari slogan dan himne YNWA.
Hiruk-pikuk
dalam sebuah pertandingan sepakbola adalah fragmen kecil dari hiruk-pikuk
perjalanan hidup manusia. Ungkapan YNWA tentu saja tidak bisa mengiringi setiap
fragmen kehidupan yang begitu banyak. Ada fragmen kehidupan keluarga, kehidupan
sosial, kehidupan masa tua, dan seterusnya. Kesetiaan dan loyalitas yang
bersumber dari manusia tetap terbatas dan temporer. Akan ada waktu di mana YNWA
tidak bisa menemani perjalanan hidup para pemain sepakbola Liverpool dan para
pendukungnya.
Bagaimana
dengan kehidupan seorang Muslim dalam mengarungi perjalanan hidup yang penuh
riak dan gelombang dahsyat ini? Mereka tidak perlu khawatir, akan selalu ada
YNWA dalam seluruh perjalanan. Selalu ada Allah yang tidak akan pernah
membiarkanmu sendirian. Selalu ada Allah yang mengiringi setiap detik
perjalanan hidup kita dari awal sampai yang paling akhir. Saat-saat di mana
manusia yang setia dan loyal sudah mulai meninggalkan seseorang karena
kelelahan dan kejenuhan. Namun pada saat seperti itu, Allah tetap bersama
dengan kita. Di dalam Al-Qur’an, Allah sudah memberikan jaminan bahwa kasih
sayang dan cinta-Nya selalu bersama kita di mana pun dan dalam kondisi apapun,
sebagaimana termaktub dalam al-Qur’an berikut ini;
وهو معكم أينما كنتم
Dan Dia selalu bersama kalian, di
mana saja kalian berada (Q.S. Al-Hadid: 4)
Jaminan
inilah yang memberikan kekuatan kepada orang-orang beriman yang bersama nabi
Musa lari tunggang-langgang dari kejaran Fir’aun dan pasukannya, padahal di
depannya terbentang Laut Merah. Seperti Nabi Ibrahim yang sudah tidak
punya kekuatan sama sekali saat diikat sekujur tubuhnya dan siap dibakar oleh
masyarakatnya. Pada saat seperti itu, Allah menunjukkan kasih sayang-Nya. Hanya
ada opsi hidup atau mati saat itu. Dalam kondisi yang sangat genting, Allah
tidak membiarkan Nabi Ibrahim dan Nabi Musa bersama pengikutnya sendirian.
Allah ingin menjamin bagi orang-orang yang beriman bahwa mereka tidak akan
pernah berjalan sendirian (you will never walk alone!).
Begitulah indahnya kehidupan orang yang beriman. Ia tidak
akan pernah dibiarkan berjalan sendirian setiap hari, setiap jam, setiap menit,
bahkan setiap detik. Allah selalu mengiringi perjalanannya baik saat suka,
apalagi saat duka menerpanya. Bahkan jaminan itu diberikan sampai pada kondisi
yang paling tidak memungkinkan sekalipun. Tentu saja sangat berbeda dengan
jaminan YNWA manusia yang biasanya hanya ada pada masa suka dan senang. Jaminan
kesetiaan secara perlahan luntur dan menghilang saat kondisi yang sulit. Ada
mutiara hikmah yang menggambarkan kesetiaan manusia;
ان قل مالي فلا خل يصاحبني
و ان زاد مالي فكل الناس خلاني
فكم من عدو لاجل المال صاحبني
و كم من صديق لفقد المال عاداني
Jika
hartaku sedikit, maka tidak seorang pun yang ingin menjadi sahabatku.
Tetapi
pada saat hartaku banyak, setiap orang akan berdatangan untuk menjadi
sahabatku.
Betapa
banyak musuh yang menjadi sahabat saat harta berlimpah.
Betapa
banyak sahabat yang menjadi musuh saat harta tak ada.
Syair ini menggambarkan
betapa rapuhnya mengharapkan jaminan dari manusia. Allah yang maha kasih dan
sayang adalah pengiring abadi perjalanan hidup kita baik dalam suka maupun
duka. Wallahu a’lam