Thursday, March 23, 2017

Pesan Kebangkitan di Balik Turunnya Hujan



Oleh: DR. Abdul Ghoni, M.Hum.

Belakangan ini musim hujan dan musim panas sudah hampir tidak sesuai kebiasaan. Hal ini oleh beberapa peneliti disebut sebagai dampak El Nino. Pada bulan Maret  2017 ini seharusnya sudah bukan musim penghujan, akan tetapi hujan masih dapat turun beberapa hari secara berturut-turut. Namun di sela-sela tingginya curah hujan

Tuesday, March 21, 2017

Penghargaan ?





          Euforia kebahagiaan muncul ketika harapan dan keinginan sejalan dengan kenyataan. Usaha sekecil apapun membuahkan hasil yang memuaskan. Maka dalam permainan sepak bola misalnya, club yang berpestapora di akhir laga hanyalah sang juara. Jarang atau tidak pernah kebahagiaan itu dirasakan oleh team yang kalah, baik di awal, pertengahan, bahkan di akhir laga sekalipun. Mungkin ada selain sang juara yang ikut tertawa bahagia, tetapi itu hanya sekedar untuk membahagiakan diri, meredam kekecewaan yang ada.

Monday, March 20, 2017

Mister Kalen: Sang Inspirator Kampung Inggris

Mister Kalen: Sang Inspirator Kampung Inggris
(Bagian kedua dari dua tulisan)
 Oleh: DR. Abdul Ghoni, M.Hum.

Keluar dari rumah Pak Zar, satu kalimat tersebut menghunjam begitu kuat pada diri seorang pemuda Dayak yang berjuang menuntut ilmu di Gontor, akan tetapi harus menelan pil pahit dan keluar dari Gontor karena tidak ada biaya. Kalen muda dengan berat hati meninggalkan Gontor. Namun satu hal paling istimewa yang didapatkan Kalen selama di Gontor adalah pengalaman mengikuti pelajaran Bahasa Inggris dari guru yang sangat kreatif dan menggunakan banyak media. Kalen merasa itulah inspirasi terbesar yang ia dapatkan dari Gontor.

Hanya yang Berat yang Layak Diceritakan



Hanya yang Berat yang Layak Diceritakan
(Saatnya Buat Cerita Sendiri)
Oleh: DR. Abdul Ghoni, M.Hum.

Bagian terbesar dari ayat-ayat Al-Qur’an adalah cerita atau kisah-kisah. Ada yang menyebutkan hampir 80% dari al-Qur’an berisi cerita-cerita umat terdahulu. Cerita memiliki kelebihan tersendiri untuk memberikan pesan kepada setiap orang. Setidaknya dengan cerita, seseorang mendapatkan nasehat tanpa merasa ada yang mengguruinya. Cerita juga lebih fasih daripada ribuan kata-kata, karena di dalamnya mengandung contoh yang tentunya lebih mudah diterapkan karena sudah ada yang pernah melakukan sebelumnya. Dari dua kelebihan tersebut, sangat wajar jika story telling menjadi salah satu metode pengajaran yang efektif. 

Wednesday, March 1, 2017

Mister Kalen: Sang Inspirator Kampung Inggris




Oleh: DR. Abdul Ghoni,M.Hum.

(Pengalaman berbincang bersama Mr. Kalen)
Bagian Pertama dari 2 Tulisan

Berasal jauh dari pedalaman suku Dayak tak menyurutkan jiwanya untuk terus melakukan perubahan dan berkontribusi sesuatu untuk Indonesia.

Awal kisah satu hari ada seorang penceramah yang diundang untuk memberikan taushiyah di kampung pedalaman suku Dayak, Kalimantan. Kalen muda hadir pada saat itu. Dengan semangatnya, sang penceramah memompa semangat masyarakat Dayak untuk mau berubah dan berubah. Tidak ketinggalan, si penceramah mengutip ayat “perubahan” yang berbunyi:

إنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
Sesungguhnya Allah tidak merubah nasib sesuatu kaum sehingga mereka merubah nasib mereka sendiri “.(Ar Ra’ad: 11)

Ayat tersebut begitu membekas pada diri Kalen yang kemudian ia pun memberanikan diri untuk menanyakan sesuatu kepada sang penceramah. Di antara pertanyaan yang dikemukakan adalah; “Pak Ustadz belajar dimana sebelumnya?” pertanyaan tersebut kemudian dijawab; “saya sebelumnya belajar di Gontor”.

Dari acara tersebut, terus terbersit di benak Kalen muda bahwa ia harus belajar di Gontor. Padahal saat itu Kalen muda sudah menyelesaikan studi pada tingkat SMA, dan ia sedang bekerja. Mengingat keterbatasan kemampuan finansial kedua orangtuanya untuk bisa menyekolahkan anaknya di pesantren, maka Kalen muda berpikir bahwa ia harus mengumpulkan seluruh gajinya untuk bisa membiayai pendidikannya di pesantren Gontor.

Setelah kurang lebih 2 tahun bekerja, maka Kalen muda memutuskan untuk segera pergi ke Gontor dan belajar di sana. Sudah dapat ditebak mungkin Kalen muda menjadi murid yang sudah agak tua, karena memang Gontor menerima santri yang baru lulus SD. Akan tetapi bagi mereka yang sudah lanjut usia pun diperbolehkan belajar di Gontor dengan syarat siap mengikuti program apa adanya seperti yang lain.

Beberapa tahun Kalen muda belajar hingga dia berada di kelas 5 (satu tahun menjelang akhir kegiatan pembelajaran di Gontor). Problem klasik terkait dengan kebutuhan finansial kembali menerpa Kalen. Ia pun berada pada posisi tidak bisa memperpanjang nafas belajar di Gontor lagi. Namun sebagai santri yang baik, ia tidak ingin keluar begitu saja akan tetapi ingin pamitan dengan Pak Zar (Pimpinan Gontor yang juga termasuk perintis). Namun dari pengalaman para santri yang ingin keluar Gontor, kalau minta izin ke Pak Zar maka jawabannya akan selalu dilarang Pak Zar dan diminta tetap di Gontor. Dengan penuh rasa kekhawatiran tingkat tinggi, Kalen memaksakan diri menghadap Pak Zar dengan resiko siap menghadapi apapun yang terjadi. Ketika Kalen menghadap Pak Zar, ternyata respon Pak Zar agak berbeda dengan santri yang lain. Kepada Kalen, Pak Zar memberikan lecutan motivasi yang luar biasa dan diingat terus. Dengan lantang Pak Zar mengatakan; “Banyak orang yang di Gontor tidak sukses, tidak lulus, akan tetapi dia bisa sukses di luar”.

Allah tidak Membiarkanmu Sendirian

Oleh: DR. Abdul Ghoni,M.Hum.

Jika berkunjung ke stadion Liverpool di Anfield, ada tulisan besar di luar dinding stadion yang berbunyi; “You will Never Walk Alone” atau yang sering disingkat dengan YNWA. Tulisan ini sangat berkesan pada diri pemain dan para pendukungnya. Kalimat yang YNWA juga mampu membuat ikatan emosional yang sangat tinggi dalam komunitas Liverpulian. Pada diri pemain, mereka merasakan ada kekuatan besar yang akan mengiringi suka dan duka selama dalam mereka bertanding. Bagi para pendukung, ungkapan tersebut menunjukkan kesetiaan dan loyalitas mereka terhadap klub dan para pemain dalam setiap keadaan, baik menag maupun kalah. Slogan YNWA tersebut juga dilengkapi dengan himne yang sering dinyanyikan saat Liverpool bertanding di stadion Anfield yang membawa aura tersendiri bagi pemain untuk memenangkan pertanding demi membahagiakan para penonton. Di samping itu, banyak kemudian para pemain yang ketika ingin meninggalkan Liverpool, mereka merasa terharu dan mendapat kesan yang luar biasa dari slogan dan himne YNWA.

Hiruk-pikuk dalam sebuah pertandingan sepakbola adalah fragmen kecil dari hiruk-pikuk perjalanan hidup manusia. Ungkapan YNWA tentu saja tidak bisa mengiringi setiap fragmen kehidupan yang begitu banyak. Ada fragmen kehidupan keluarga, kehidupan sosial, kehidupan masa tua, dan seterusnya. Kesetiaan dan loyalitas yang bersumber dari manusia tetap terbatas dan temporer. Akan ada waktu di mana YNWA tidak bisa menemani perjalanan hidup para pemain sepakbola Liverpool dan para pendukungnya. 

Bagaimana dengan kehidupan seorang Muslim dalam mengarungi perjalanan hidup yang penuh riak dan gelombang dahsyat ini? Mereka tidak perlu khawatir, akan selalu ada YNWA dalam seluruh perjalanan. Selalu ada Allah yang tidak akan pernah membiarkanmu sendirian. Selalu ada Allah yang mengiringi setiap detik perjalanan hidup kita dari awal sampai yang paling akhir. Saat-saat di mana manusia yang setia dan loyal sudah mulai meninggalkan seseorang karena kelelahan dan kejenuhan. Namun pada saat seperti itu, Allah tetap bersama dengan kita. Di dalam Al-Qur’an, Allah sudah memberikan jaminan bahwa kasih sayang dan cinta-Nya selalu bersama kita di mana pun dan dalam kondisi apapun, sebagaimana termaktub dalam al-Qur’an berikut ini;
وهو معكم أينما كنتم
Dan Dia selalu bersama kalian, di mana saja kalian berada (Q.S. Al-Hadid: 4)

Jaminan inilah yang memberikan kekuatan kepada orang-orang beriman yang bersama nabi Musa lari tunggang-langgang dari kejaran Fir’aun dan pasukannya, padahal di depannya terbentang Laut Merah.  Seperti Nabi Ibrahim yang sudah tidak punya kekuatan sama sekali saat diikat sekujur tubuhnya dan siap dibakar oleh masyarakatnya. Pada saat seperti itu, Allah menunjukkan kasih sayang-Nya. Hanya ada opsi hidup atau mati saat itu. Dalam kondisi yang sangat genting, Allah tidak membiarkan Nabi Ibrahim dan Nabi Musa bersama pengikutnya sendirian. Allah ingin menjamin bagi orang-orang yang beriman bahwa mereka tidak akan pernah berjalan sendirian (you will never walk alone!). 

Begitulah indahnya kehidupan orang yang beriman. Ia tidak akan pernah dibiarkan berjalan sendirian setiap hari, setiap jam, setiap menit, bahkan setiap detik. Allah selalu mengiringi perjalanannya baik saat suka, apalagi saat duka menerpanya. Bahkan jaminan itu diberikan sampai pada kondisi yang paling tidak memungkinkan sekalipun. Tentu saja sangat berbeda dengan jaminan YNWA manusia yang biasanya hanya ada pada masa suka dan senang. Jaminan kesetiaan secara perlahan luntur dan menghilang saat kondisi yang sulit. Ada mutiara hikmah yang  menggambarkan kesetiaan manusia;
ان قل مالي فلا خل يصاحبني
و ان زاد مالي فكل الناس خلاني
فكم من عدو لاجل المال صاحبني
و كم من صديق لفقد المال عاداني
Jika hartaku sedikit, maka tidak seorang pun yang ingin menjadi sahabatku.
Tetapi pada saat hartaku banyak, setiap orang akan berdatangan untuk menjadi sahabatku.
Betapa banyak musuh yang menjadi sahabat saat harta berlimpah.
Betapa banyak sahabat yang menjadi musuh saat harta tak ada.

Syair ini menggambarkan betapa rapuhnya mengharapkan jaminan dari manusia. Allah yang maha kasih dan sayang adalah pengiring abadi perjalanan hidup kita baik dalam suka maupun duka. Wallahu a’lam

Fenomena Selat Gibraltar


Sejernih Ilmu Semurni Amal



Oleh: Zulfa Nabilah

Menapaki medan perjuangan dan menyusuri jalan kemuliaan yang telah diajarkan dan dicontohkan oleh Rasul tercinta, Muhammad SAW adalah proses yang tak mudah. Betapapun Allah SWT telah mengabarkan sebongkah keniscayaan akan kemenangannya di akhir episode, namun manisnya kemenangan itu mungkin tak akan dirasakan, terlebih menjadi hambar, tanpa turut serta menyelami pahit dan getirnya nafas-nafas perjuangan dalam episode kesulitan ini.

Menyelam tanpa bekal hanya akan membuat diri terseok-seok dan sulit untuk menghadapi berbagai arus yang tak sepadan dengan daya pemahaman dan menimbulkan kekhawatiran akan seuntai keyakinan bahwa jalan yang ditempuh merupakan sebuah kebenaran yang harus diperjuangkan. Maka, sebesar apapun keyakinan tanpa pemahaman takkan membuatnya menjadi kuat, selaksa amal tanpa pondasi ilmu yang kokoh hanya akan berakhir kosong, namun tak bernilai.

Maka, Allah SWT menyampaikan sebuah pesan dalam firmanNya :

قل هذه سبيلى أدعوا الى الله ج على بصيرة أنا و من التبعني صلى  و سبحن الله و ما أنا من المشركين (يوسف : 108)
“Katakanlah hai Muhammad, “Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan yakin, Mahasuci Allah dan aku tidak termasuk orang-orang yang musyrik.”

Maka, dalam ayat tersebut Allah menghendaki RasulNya Muhammad SAW untuk berdakwah dengan yakin, yaitu dengan bukti-bukti yang nyata, hujjah yang kokoh dan di atas pondasi ilmu yang jernih. Sebagaimana Allah SWT menghendaki dakwah, sebagai sebuah karakter dalam agama ini yang tidak boleh terpisahkan dari ilmu. Sebab keyakinan imani yang menjadi pokok pondasi kita dalam menempuh sebuah amal, tak cukup dengan asumsi yang hanya dibenarkan oleh hati, melainkan harus dibersamai dengan ilmu yang menerangi.

Dalam sebuah kisah diceritakan tentang begitu tinggi cita-cita seorang da’i dan tabi’in mulia dan ternama, Urwah Ibnu Zubair, ketika sedang bercengkrama bersama ketiga saudaranya, Abdullah bin Zubair, Mush’ab bin Zubair dan Abdul Malik bin Marwan, yang membicarakan tentang khayalan dan cita-cita masing-masing mengitari taman hasrat mereka yang subur. Di mana ketiga saudaranya begitu berambisi untuk dapat menguasai wilayah-wilayah yang menjadi target mereka masing-masing serta mampu menjadi khalifah di sana, ialah Hijaz, Irak, dan menguasai seluruh dunia menggantikan posisi Mu’awiyah bin Abu Sufyan. Sementara Urwah diam seribu bahasa, tak berkata sepatahpun. Kemudian, saudara-saudanya pun mendekatinya dan berkata, “Bagaimana denganmu wahai Urwah, apa yang menjadi cita-citamu kelak?”, kemudian Urwah menjawab, “Semoga Allah SWT memberkahi semua cita-cita dari urusan dunia kalian, aku ingin menjadi alim (orang berilmu yang mau beramal), sehingga orang-orang akan belajar dan mengambil ilmu tentang kitab Rabbnya, sunnah nabinya, dan hukum-hukum agamanya dariku, lalu aku akan berhasil di akhirat dan memasuki syurga dengan ridho Allah SWT.

Dalam kutipan sebuah buku, Syeikh Taqiyuddin An-Nabhani berkata, “Ketahuilah dan pahamilah, pengemban dakwah takkan mampu memikul tanggung jawab dan kewajiban-kewajibannya tanpa menanamkan pada dirinya cita-cita untuk mengarah kepada jalan kesempurnaan, selalu mengkaji dan mencari kebenaran.”

Maka, para da’i sudah selayaknya melangkah lebih jauh untuk mendidik ummat ini dengan ilmu. Sebab, ilmulah yang akan menghantarkan tiap pribadi untuk sampai kepada puncak kehambaan. Ialah ikhlas, semurni amal serta menunjukkan seluruh keberagaman di hati, lisan, maupun perbuatan hanya untuk Allah SWT semata.

Wallahu ‘alam bishowab