Tuesday, March 21, 2017

Penghargaan ?





          Euforia kebahagiaan muncul ketika harapan dan keinginan sejalan dengan kenyataan. Usaha sekecil apapun membuahkan hasil yang memuaskan. Maka dalam permainan sepak bola misalnya, club yang berpestapora di akhir laga hanyalah sang juara. Jarang atau tidak pernah kebahagiaan itu dirasakan oleh team yang kalah, baik di awal, pertengahan, bahkan di akhir laga sekalipun. Mungkin ada selain sang juara yang ikut tertawa bahagia, tetapi itu hanya sekedar untuk membahagiakan diri, meredam kekecewaan yang ada.

          Tapi definisi euforia ini berbeda ketika panggung kompetisinya berbeda. Jika yang pertama kebahagiaan itu terbatas hanya pada siapa yang juara, maka ada kompetisi, siapapun yang memutuskan untuk menjadi kompetitor di dalamnya, mereka tidak akan pernah mengalami kekalahan. Siapapun yang ikut berkompetisi, di akhir laga mereka semua akan menyandang predikat juara.

          Kompetisi ini adalah Iman dan Amal Kebaikan. "tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal kebaikan, mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda atas apa yang telah mereka kerjakan" (QS. Saba : 37). Kompetisi semacam ini tidak memunculkan siapa kompetitor yang menang dan kalah, yang ada adalah berakhir sebagai kontestan terbaik atau paling baik. Yang kalah hanyalah mereka yang tidak ikut dalam kompetisi.

          Berbahagialah orang yang memutuskan untuk ikut berpartisipasi dalam kompetisi ini. Penghargaannya jelas. Semua pasti memperoleh, hanya mungkin perlu yakin. Makanya kita lihat dalam sejarah perang Tabuk, orang muslim dari kalangan miskin yang tidak bisa bergabung dengan pasukan karena "Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu", mereka kembali ke rumah dengan menahan kesedihan, menangis sampai bercucuran air mata.

          Mereka sedih karena yakin bahwa, jika sampai tidak berangkat ke Tabuk, berarti hilang kesempatan untuk mendapat predikat muslim terbaik. Apalagi perang itu terjadi pada musim kemarau yang panas dan kering. Jarang-jarang masyarakat Madinah kala itu keluar untuk sekedar menampakkan diri. Terlebih intruksi keberangkatan perang ini diumumkan langsung oleh Rasulullah SAW. Pasti ada nilai lebih.

          Prinsip kompetisinya mungkin sama. Ada harapan di awal laga dan ada kenyataan juara di akhirnya. Yang membedakan adalah, kompetisi Iman dan Amal Kebaikan ini, tidak akan melahirkan kekecewaan, karena memang tidak ada yang kalah.

"Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik" (QS. At-Taubah : 120)

          Maka mari kita mulai dari sekarang, memutuskan diri untuk segera bergabung dalam kompetisi ini. Karena di posisi berapapun berakhir, kita pasti akan mendapatkan sebaik-baik penghargaan.

Oleh : Hamdan.

No comments:

Post a Comment