Monday, February 6, 2017

Bergerak dalam Putaran Amal




             Seperti halnya sebuah turbin pembangkit listrik, yang tak pernah berhenti berputar hingga membuat lampu itu terus menyala, sebab energi itu mampu tercipta dikarenakan ada gerak yang tak henti menyertainya. Begitu pula amal yang terus bergerak hingga menciptakan rona kebaikan bagi sang pelakunya. meski ruh tersebut telah meninggalkan jasadnya, namun amal lah yang membuatnya abadi untuk dikenang.

            Setelah diri memutuskan untuk hadir dalam gerak amal, maka jangan biarkan ia kembali dan berhenti. Karena, berhenti akan membuat diri sulit untuk kembali memulai. Karena, berbalik arah, berarti melawan arus langkah menjadi semakin jauh dari kesejatiannya. Karena sejatinya, dunia adalah ladang amal dalam persiapan bekal kehidupan akhirat. Seperti halnya Allah SWT menegaskan dalam kalam-Nya, “... Dia yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia dapat menguji kamu, siapa diantaramu yang paling baik amalnya.” (QS. Al-Mulk : 2) Maka, pantang bagi seorang muslim untuk berhenti stagnan tak berbuat apa-apa. Bergeraklah maka kau akan menikmatinya, beramal lah maka kau akan memetik hasilnya

Dalam syairnya, Imam Syafi’i berpesan “Ketika engkau di jalan yang benar menuju Allah, maka berlarilah. Jika sulit.bagimu, maka berlari kecilah. Jika kamu lelah, berjalanlah. Jika tak mampu, merangkaklah. Namun, jangan pernah berbalik arah atau berhenti.

Jangan biarkan pula sisa harapmu akan kebahagiaan sejati negeri akhirat berujung sesal, karena kurangnya amalmu. Karena, seluruh amal tersebut ada dan terpantau dalam jangkauanNya. Maka, jadikanlah orientasinya Lillah semata. Ialah cerminan seorang mukmin, tatkala beramal shalih namun hatinya terus jernih, penuh harap akan rahmatNya namun cemas akan dosa, murka, dan siksaNya. Maka kita patut cemburu pada mukmin yang fasih beramal tapi gagap bicara tentang kesahalihannya, yang menabung senyum syurga meski dunia tak meliriknya.


Dalam titian amal,
Zulfa Nabilah


No comments:

Post a Comment