Thursday, February 16, 2017

Sukses Hidup dengan 3 Bisnis


Bisnis merupakan salah satu sumber mata pencaharian yang dianjurkan dalam Islam. Rasulullah menyatakan bahwa 90% dari sumber penghasilan ada dalam dunia bisnis, sebagaimana dalam hadits yang dikutip oleh Imam Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulum ad-Din.


Namun demikian sehebat apapun dunia bisnis, mengandung resiko yang cukup besar. Semakin tinggi hasil yang ingin diperoleh, semakin besar pula resikonya. Tidak jarang bisnis yang booming tiba-tiba runtuh tidak tersisa. Sebut saja Nokia yang pada era 90-an begitu merajai dunia ponsel, hari ini sudah banyak ditinggalkan orang. Wartel yang sebelumnya menjadi ATM yang tak pernah habis bagi pemiliknya, hari ini sudah tidak tersisa.  Namun demikian, manusia terus berlomba-lomba terjun dalam dunia bisnis, bahkan rela mempertaruhkan hidupnya demi meraih kesuksesan. Akhir-akhir ini aktivitas pertaruhan untuk sukses dalam bisnis sangat nyata dalam dunia startup. Beberapa perusahaan rela membakar uang agar startupnya digandrungi oleh banyak orang, baru setelah beberapa tahun perusahaan itu dapat mengambil keuntungan. Itupun jika startupnya tidak dikalahkan competitor pada aplikasi yang sama. Demikian luar biasanya resiko yang harus diambil dalam dunia bisnis dengan hasil yang penuh dengan ketidakpastian.
Islam tidak hanya ingin mengantarkan umatnya sukses dalam bisnis di dunia. Islam mengingatkan umatnya agar memiliki passion lebih tinggi untuk sukses dalam bisnis akhirat. Bisnis akhirat adalah bisnis yang ditawarkan Allah kepada seluruh umat manusia. Bisnis yang berisi kepastian dengan istilah “tijarah lan tabur” (bisnis yang ga bakalan rugi). Kadangkala hal ini luput dari perhatian umat Islam tatkala berbicara bisnis, wirausaha, dan lain sebagainya. Selain jaminannya tidak akan mengalami kerugian, bisnis tersebut dijamin dengan keuntungan yang berlipat ganda, jauh melebihi modal yang harus dikeluarkan.
Bisnis inilah yang wajib dijalani oleh setiap Muslim. Bagi yang menjalaninya mendapatkan jaminan yang tidak mungkin rugi dan mendapatkan keuntungan yang berlipat-lipat. Bisnis ini melebihi manisnya bisnis proyek pemerintah yang dikejar para pengusaha. Bisnis ini melebihi manisnya bisnis jaringan MLM yang menjanjikan mengalirnya uang deras bagi para upline dari hasil keringat para downline yang bekerja keras, itupun dengan kekhawatiran ada sesuatu yang diharamkan dalam sistemnya. Bisnis ini lebih menjanjikan dari bisnis pertambangan, bisnis property, yang biasanya mendatangkan revenue sangat besar bagi pemiliknya. Bagi yang tidak menjalankan bisnis ini, tentu saja dijamin kerugian dan penyesalan yang tidak ada habisnya. Bagi yang tidak berminat bahkan mengacuhkan bisnis ini, maka tidak ada harapan untuk sukses sejati dalam hidupnya.
Dalam surat Fathir ayat 29, Allah menjelaskan bisnis yang ga bakalan rugi dalam hidup;

إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ
 سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَّن تَبُورَ (29
) لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُم مِّن فَضْلِهِ ۚ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ (30)
Sesunguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah (al-quran),
dan melaksanakan sholat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi. Agar Allah menyempurnakan pahalanya kepada mereka dan menambah karuniaNya.
Sungguh Allah maha pengampun, maha mensyukuri.

Ayat di atas menjelaskan ada 3 bisnis yang dijamin keuntungan sejati bagi pelakunya. Bisnis pertama adalah tilawah al-Qur’an. Bisnis kedua adalah menegakkan shalat. Bisnis kedua adalah berinfaq secara tersembunyi atau terang-terangan. TSI adalah nama bisnis ini. Bisnis melalui Tilawah, Shalat, dan Infaq. Ketiga bisnis ini akan disempurnakan oleh Allah keuntungannya dan ditambahkan lagi dengan karunia Allah, Zat yang Maha Pengampun dan Maha Bersyukur. Bisnis tilawah dijalankan dengan melazimkan tilawah al-Qur’an yang setiap hari dilakukan dengan upaya yang optimal. Bisnis tilawah mendekatkan pelakunya dengan petunjuk hidup yang mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya. Ganjaran bukan dihitung dari berapa kalimat, ayat, halaman atau juz yang dibaca, akan tetapi ganjaran diberikan oleh Allah dari setiap huruf yang dibaca oleh pelakunya. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi:
“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan ‘Alif Lam Mim’ satu huruf, tetapi ‘Alif’ satu huruf, ‘Lam’ satu huruf, ‘Mim’ satu huruf.” (HR. At-Tirmidzi).
Belum lagi keuntungan lain, berupa ketenangan jiwa bagi para pelakunya. Maklum, biasanya perjalanan hidup para pebisnis penuh kegalauan dan ketidaktenangan. Tapi pelaku bisnis Tilawah dijamin ketenangan dalam menjalani hidupnya (surat ar-Ra’d: 28)
Bisnis berikutnya adalah bisnis Shalat. Shalat menjadi modal penting kembali kepada Allah dan inilah bisnis yang pertama kali dinilai oleh Allah. Jika bisnis ini berjalan dengan baik, maka dipastikan bisnis yang lain juga berjalan dengan baik.
Sesungguhnya pertama kali yang dihisab (ditanya dan diminta pertanggungjawaban) dari segenap amalan seorang hamba di hari kiamat kelak adalah shalatnya. Bila shalatnya baik maka beruntunglah ia dan bilamana shalatnya rusak, sungguh kerugian menimpanya.” (HR. Tirmidzi)
Boleh kita sebut bahwa bisnis shalat adalah bisnis pokok yang sudah stabil dan pasti keuntungannya. Bisnis ini akan menjadi sumber kekuatan lahirnya bisnis-bisnis lain yang juga mengalirkan keuntungan besar.
Bisnis ketiga adalah bisnis Infaq. Infaq menjanjikan kebersihan harta yang dimiliki seseorang dan menjanjikan kebersihan hati. Bisnis infaq menjadikan pelakunya dicintai Allah dan dicintai manusia. Tidak sedikit kesuksesan seseorang dalam bisnis dunia dijalankan dengan cara memeras keringat orang lain, memaksa orang lain bekerja siang dan malam. Biasanya kesuksesan bisnis diraih dengan cara mempersulit bahkan menipu orang-orang yang bekerjasama dengannya. Bisnis Infaq justru sebaliknya, semakin banyak diraih keuntungannya dengan banyak berbagi dan mengasihi orang lain. Di sinilah terlontar kalimat “subhanallah”, maha suci Allah yang telah menetapkan bisnis Infaq dengan kepastian keuntungan besar dan yang lebih menyenangkan adalah pelakunya semakin dicintai oleh orang-orang di sekitarnya.

Bisnis TSI tidak hanya menjanjikan ganjaran akhirat, ada begitu banyak realitas anugerah Allah yang diberikan kepada pelakunya dalam kehidupan dunia. Ada ungkapan yang berbunyi; menanam padi maka rumput akan tumbuh, tetapi menanam rumput tidak akan ada padi yang tumbuh. Mengejar kehidupan akhirat dipastikan dunia akan mengejar kita, sebaliknya mengejar dunia maka akhirat akan meninggalkan kita.

Jika di antara kita ada yang memilih bisnis di dunia sebagai sumber penghasilannya, janganlah berhenti di situ! Kejarlah dengan semangat yang sama atau semangat yang lebih tinggi untuk menjalankan Bisnis TSI yang Allah tawarkan. Bagi sebagian dari kita yagn tidak menjalankan bisnis sama sekali di dunia, pastikan diri kita untuk mengambil Bisnis TSI ini. Dengan demikian bisnis TSI ini harus dijalankan oleh setiap Muslim, apakah dia saat ini sedang menjalakan bisnis atau tidak dalam hidupnya. Semoga Allah memberikan kita kekuatan untuk mengambil bisnis TSI dan meraih keuntungan yang sudah pasti, baik keuntungan di dunia ataupun di akhirat. Wallahu a’lamu.

DR. Abdul Ghoni,M.Hum.

No comments:

Post a Comment