Thursday, February 16, 2017

Jemawa yang Menghancurkan



Manusia adalah satu-satunya 'makhluk melata' yang diciptakan Alloh SWT sebagai makhluk paling lemah fisiknya. Sejak awal sampai akhir hidupnya, manusia selalu membutuhkan orang lain. Seorang bayi bernama manusia, tidak bisa berjalan sendiri mencari makan ketika 'induknya' tidak memberi makan. Begitu juga sesosok mayat bernama manusia, tidak mungkin berjalan mencari makam sendiri ketika orang hidup membiarkannya.

Jika terhadap makhluk yang sama-sama lemah manusia butuh, apalagi terhadap zat yang Maha Perkasa, zat yang Maha Berdiri Sendiri. Mau tidak mau, disadari atau tidak, manusia sangat butuh kepada Alloh SWT. Maka Ia mengisyaratkan kepada kita dalam kitab-Nya :

ياَ أيَهُّاَ الناَّسُ أنَتْمُُ الفْقُرَاَءُ إلِىَ اللهَِّۖ وَاللهَُّ هُوَ الغْنَيُِّ الحَْميِدُ
Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji. (QS. Fatir : 15)

Seringkali manusia lupa dengan sifat dasar yang mereka miliki. Mereka merasa bisa melakukan segala sesuatu tanpa orang lain, dan menganggap punya kemampuan dengan melupakan kuasa Alloh SWT.

ثۚمَُّ إذِاَ خَوَّلنْاَه نُعِمْةًَ مِناَّ قاَلَ إنِمَّاَ أوُتيِتهُُ عَلىَٰ عِلمٍْ
kemudian apabila Kami berikan kepadanya nikmat dari Kami ia berkata: "Sesungguhnya aku diberi nikmat itu hanyalah karena kepintaranku". (QS. Az-Zumar : 49)

Begitu juga sikap yang menjadi sejarah yang melekat pada Qorun. Manusia yang terlalu sombong dengan dirinya, mengira bahwa kekayaan yang melimpah adalah hasil dari usaha dan kepintarannya sendiri. Maka akhirnya dia dan hartanya dibenamkan oleh Alloh SWT ke dalam tanah.

Sikap ini juga pernah menjadi sejarah pahit bagi kaum muslimin. Walaupun pada akhirnya menang, pasukan Hunain yang terdiri dari manusia-manusia mulia itu mengalami keadaan yang kacau di awal peperangan. Sampai digambarkan dalam Al-qur'an, seakan-akan bumi yang luas menjadi sempit ketika itu. Keadaan itu terjadi karena jumlah pasukan yang sangat besar telah menipu dan menghilangkan peran Alloh SWT. "kita tidak akan kalah. Jumlah kita banyak" kata seorang sahabat Rosul.

Jika sifat jemawa ini tidak juga layak bagi manusia-manusia mulia seperti Sahabat, apalagi bagi kita. Jangan sampai kita terlena, terlalu yakin dengan kemampuan diri sehingga lupa dan menghilangkan peran Alloh SWT.

Oleh: Hamdan

No comments:

Post a Comment